Kamis, 29 September 2011

Kriteria Artikel Pilihan

Suatu artikel pilihan mencerminkan hasil karya terbaik Wikipedia dan menampilkan standar profesional penulisan dan presentasi. Di samping harus memenuhi semua kebutuhan standar bagi artikel Wikipedia, artikel-artikel pilihan haruslah:
  1. Ditulis dengan baik, komprehensif, memiliki fakta akurat, netral, dan stabil
    • "Ditulis dengan baik" berarti bahwa prosanya menarik, bahkan luar biasa.
    • "Komprehensif" berarti bahwa artikel membahas semua fakta dan detil utama serta tidak memiliki pranala merah yang terlalu banyak.
    • "Fakta akurat" berarti bahwa pernyataan-pernyataan dapat dipastikan ke sumber tepercaya dan secara akurat merepresentasikan materi pengetahuan yang terpublikasi. Pernyataan didukung dengan bukti spesifik dan kutipan luar (lihat pemastian dan sumber tepercaya); ini mencakup pengisian bagian "Referensi" yang mencantumkan sumber, dilengkapi dengan kutipan dalam badan artikel. Lihat mengutip sumber untuk informasi kapan dan bagaimana referensi dapat diberikan dan untuk saran pemformatan referensi; bentuk catatan kaki dianjurkan untuk ini.
    • "Netral" berarti bahwa artikel mewakili pandangan secara adil dan tanpa bias (lihat sudut pandang netral); namun, artikel tidak harus memberikan liputan terhadap pandangan minoritas secara berimbang.
    • "Stabil" berarti bahwa artikel bukan merupakan bahan perang suntingan dan bahwa isinya tidak berubah secara berarti dari hari ke hari; pembalikan vandalisme dan pengembangan berdasarkan usulan peninjau tidak termasuk dalam pengertian ini.
  2. Sesuai dengan standar yang diatur dalam pedoman gaya dan ProyekWiki yang sesuai, termasuk:
    • Bagian pembuka yang menyimpulkan seluruh topik dan menyiapkan pembaca untuk detil lebih lanjut dalam bagian-bagian berikutnya;
    • Sistem hirarki judul yang baik; serta
    • Bagian daftar isi yang cukup tapi tak berlebihan (lihat bantuan bagian);
  3. Memiliki gambar yang tepat untuk subyek, dengan keterangan gambar yang mencukupi dan status hak cipta yang dapat diterima.
  4. Memiliki panjang yang pantas, tetap fokus pada topik utama tanpa terlalu menggali detil yang tak perlu

Tips Membaca Buku yang Efektif !

Tips 1: Memilik Topik Bacaan
Kita suka membaca buku karena “paksaan”. Kegiatan membaca buku masih dinilai sebagai beban. Kita jarang menggunakan kegiatan membaca sebagai kebutuhan. Satu penyebab utama yaitu kesalahan memilih topic bacaan. Oleh karena itu, hendaknya kita memilih topic bacaan yang menarik.
Tips 2: Usahakan untuk Menyelesaikan
Ketika membaca buku, hendaknya kita pandai-pandai memilih buku. Usahakan agar buku itu tidak terlalu tebal. Mengapa? Agar buku itu terselesaikan membacanya dalam sekali duduk. Hendaknya kita menghindari menunda menyelesaikan membaca buku. Selesaikan agar pemahaman isi buku tidak sepotong-potong. 
Tips 3: Memilih Waktu
Kegiatan membaca buku memerlukan waktu tersendiri. Kegiatan membaca buku tidak dapat dilakukan dengan serampangan. Oleh karena itu, hendaknya kita memilih waktu yang tepat agar kita dapat menyelesaikan buku itu.

Kamis, 15 September 2011

Rumah Puisi Taufik Ismail Gelar Pelatihan

Dok. Asep Samboja Taufik Ismail
PADANGPANJANG, KOMPAS.com-- Rumah Puisi Taufik Ismail di Aie Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat, kembali menggelar pelatihan membaca, menulis dan apresiasi sastra (MMAS), Jumat (16/9) hingga Rabu (28/6).
"Kegiatan ini merupakan program kerjasama Rumah Puisi dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, dikhususkan untuk guru-guru SD se-Sumatra," kata Taufiq Ismail yang didampingi pengelola Rumah Puisi Muhammad Subhan di Padangpanjang, Kamis.
Pelatihan MMAS bagi guru-guru SD dengan pola 140 jam (14 hari) itu, jelas dia, merupakan kegiatan yang kedua. Sebelumnya, pada  2010 Rumah Puisi bekerja sama Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menggelar pelatihan serupa untuk guru-guru Bahasa Indonesia tingkat SMP se-Sumatera.
Selain tim dari PPPPTK Bahasa Kemdiknas, instruktur yang akan memberikan materi MMAS adalah sastrawan-sastrawan nasional, seperti Taufiq Ismail, Jamal D Rahman, Joni Ariadinata, Iman Soleh, Gus tf Sakai, Supraptiningsih, DR Sastri Sunarti, Elina Syarif, dan lainnya. Darman Moenir akan tampil sebagai sastrawan tamu, menyampaikan pengalaman kreatifnya sebagai penulis di depan guru-guru.
Dia menambahkan, pada Senin (26/9), Rumah Puisi akan kedatangan dua seniman tamu, yaitu Jajang C Noer dan Ratna Riantiarno. Jajang C Noer merupakan aktris film yang sudah tidak asing lagi di blantika perfilman tanah air. Sedangkan Ratna Riantiarno salah seorang aktivis teater Indonesia yang sudah malang melintang, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
"Jajang C. Noer dan Ratna Riantiarno akan turut memberikan motivasi kepada guru-guru yang mengikuti MMAS," kata Taufik Ismail.
Program mengundang seniman dan sastrawan tamu di Rumah Puisi dilakukan dua sampai tiga kali dalam setahun. Program tersebut sudah berjalan sejak tahun 2009. Selain untuk memperkenalkan Rumah Puisi kepada para peserta, sekaligus memberi kesempatan menulis tentang Sumatera Barat dan tulisan itu akan diterbitkan di media.
Materi tataran yang akan diterima peserta MMAS, di antaranya membaca dan menulis puisi dan prosa/dongeng, lalu membaca, menulis dan dramatisasi (drama), kemudian menulis prosa (deskripsi dan narasi), desain pembelajaran sastra (LKS Pembelajaran Sastra), dan sejumlah materi lainnya.
MMAS, sebutnya,  bertujuan agar guru dapat menerapkan cara pandang baru pengajaran sastra yang asyik, gembira dan mencerahkan. Guru juga dapat menumbuhkan kecintaan siswa membaca buku dalam bidang apapun yang secara awal ditumbuhkan melalui kecintaan membaca karya sastra.
Peserta MMAS seluruhnya berjumlah 30 orang, berasal dari Tenayan, Duri (Riau), Kecamatan Pasar, Maramis (Jambi), Kabupaten Tamiang, Kota Banda Aceh (Aceh), Berastagi, Kebun Jahe, Simalungun, Siantar (Sumut), Padangpariaman, Tanahdatar, Dharmasraya, Pasaman, Padangpanjang (Sumatera Barat), dan Bengkulu. 

Biografi HAMSAD RANGKUTI

Bersama lima saudaranya, Hamsad melewatkan masa kecilnya di Kisaran, Asahan, Sumatera Utara. Dia suka menemani bapaknya, yang bekerja sebagai penjaga malam merangkap guru mengaji, di pasar kota perkebunan itu. Hamsad juga membantu ibunya mencari makan dengan menjadi penjual buah di pasar dan buruh pencari ulat di perkebunan tembakau.

Karena tak mampu berlangganan koran dan membeli buku, Hamsad rajin membaca koran tempel di kantor wedana setempat. Dari koran-koran itu ia berkenalan berkenalan dengan karya-karya para pengarang terkenal, seperti Anton Chekov, Ernest Hemingway, Maxim Gorki, O. Henry, dan Pramoedya Ananta Toer. Dia pun mulai tertarik untuk menulis karya sastra. Cerita pendek pertamanya dia tulis saat masih duduk di bangku SMP di Tanjungbalai, Asahan, pada 1959. Cerpen "Sebuah Nyanyian di Rambung Tua" itu dimuat di sebuah koran di Medan.
Dia hanya bisa sekolah hingga kelas 2 SMA pada 1961, karena tak mampu membayar uang sekolah. Hamsad lalu bekerja sebagai pegawai sipil di Kantor Kehakiman Komando Daerah Militer II Bukit Barisan di Medan. Tapi, ia tetap ingin menjadi pengarang. Pada 1964 dia masuk rombongan delegasi pengarang Sumatera Utara pada Konferensi Karyawan Pengarang Seluruh Indonesia (KKPI) di Jakarta dan sejak itu menetap di Jakarta dan tinggal di Balai Budaya, Jalan Gereja Theresia, Jakarta Pusat.
Hamsad termasuk seniman penandatangan Manifes Kebudayaan pada 1964, pernyataan para seniman yang menolak politik sebagai panglima. Presiden Soekarno melarang kelompok itu karena dinilai menyeleweng dan ingin menyaingi Manifesto Politik yang ia tetapkan.
Sejumlah cerita pendek Hamsad telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, seperti "Sampah Bulan Desember" yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dan "Sukri Membawa Pisau Belati" yang diterjemahkan ke bahasa Jerman. "Umur Panjang Untuk Tuan Joyokoroyo" dan "Senyum Seorang Jenderal pada 17 Agustus" dimuat dalam Beyond the Horizon, Short Stories from Contemporary Indonesia yang diterbitkan oleh Monash Asia Institute. Tiga kumpulan cerpennya Lukisan Perkawinan dan Cemara di tahun 1982 serta Sampah Bulan Desember di tahun 2000, masing-masing diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, Grafiti Pers, dan Kompas. Novel pertamanya, Ketika Lampu Berwarna Merah diterbitkan oleh Kompas pada 1981. Cerpen-cerpennya juga termuat dalam beberapa antologi cerita pendek mutakhir, termasuk Cerpen-cerpen indonesia Mutakhir (1991) yang disunting Suratman Markasam.

Kamis, 08 September 2011

Sastra

Sastra

Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
  • Novel
  • Cerita/cerpen (tertulis/lisan)
  • Syair
  • Pantun
  • Sandiwara/drama
  • Lukisan/kaligrafi

SASTRA INDONESIA

Sastra Indonesia, adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.

Ayo Belajar Bahasa Indonesia!

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa asing.

Dari sudut pandang linguistik. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.