Kamis, 06 Oktober 2011

PUISIKU

Hempasan Angin
Senja ini bukan siang dan bukan malam
Aku berdiri di atas tebing antara pasir dan pantai
Langit bergores warna biru dan jingga
Ketika matahari mulai mundur untuk memberi hidup pada bulan
Sebenarnya aku sangat enggan bersahabat dengan semua ini
Aku terbiasa bangun di antara sinar mentari dan embun pagi
Sesuatu yang membuat hati terbuka dari mimpi
Tapi sekarang waktu memaksaku untuk kembali lagi pada gelap
Entah, esok pagi akan datang atau tidak, aku tetap disini
Aku tak takut jika harus terhempas oleh air pasang
Karena armada angin harus berputar dan akan membawaku kembali lagi disini
Aku juga akan tenang selama langit masih membentang diatas,
Meski warnanya tak lagi cerah
Aku hanya tak rela,
Jika langit tiba-tiba berubah hitam dan mata ini menjadi kabur karena gelap
Kalau air laut terus menggelitik kaki hingga risih
Lalu aku goyah dan jatuh dari tebing

Ukiran Senandung Jiwa


Ku bagaiputritidurmenaridalamrealita
Terbuaidalamiringan nada melantunindah
Memandangsegelintircahayakehidupan
Menganggap rasa sakitbagiandarimimpi
Melaluisetiapkepedihandengansenyuman
Menghirupdebujalanan yang terselipdalamtarikannafas
Memandangsetiapfenomenalalumenjadiilmubaru
Seakanitulahmotivasitersiratdalamhidup
Merambatijalankehidupan
Menikmatisetiapjengkalduri yang tersangkut, dalam kaki rapuh
Merontaakanperihnyaluka
Namunasakianmenyentuh
Denganbanggapercaya
Rasa sakititumenjadipenguatku
Memantapkanlangkah kaki
Mmbuatnyaterbiasamenapakibatukarangterjal