Rabu, 04 Januari 2012

Drama Musikal-Lutung Kasarung

Drama Musikal ‘Lutung Kasarung’ Pentas di Bandung


Senin, 2 Januari 2012 - 16:20 WIB

 
Drama Musikal ‘Lutung Kasarung’ Pentas di Bandung
BANDUNG – Masyarakat Bandung, Jawa Barat mendapat sajian hiburan kelas dunia jelang malam pergantian tahun baru 2012, berupa pergelaran Drama Musikal Lutung Kasarung yang digarap secara modern, dan dibalut unsur tradisi kuat.

Pergelaran Lutung Kasarung merupakan teater musikal terbesar di Jawa Barat tahun 2011. Ajang ini digelar pada 27 Desember 2011 sampai 1 Januari 2012 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Sapta Nirwandar, mengatakan, pertunjukan ini  menghadirkan hiburan menarik berkelas dunia yang dapat dinikmati seluruh segmentasi usia.

Selain itu juga dapat menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di akhir tahun dengan unsur kearifan lokal.

“Musikal Lutung Kasarung mengangkat kearifan budaya lokal. Kearifan Sangkuriang dan Kabayan bisa juga diangkat untuk  memperkenalkan cerita rakyat Jawa Barat kepada generasi muda nusantara,” papar Sapta Nirwandar, Senin (2/1).

Sapta menjelaskan, ke depannya  kearifan lokal suatu  daerah bisa  dipromosikan melalui pertunjukan drama musikal. Dia berharap, drama musikal Lutung Kasarung mampu menggeliatkan sektor pariwisata di Indonesia dan Bandung pada khususnya.

Menurutnya, dengan beragam pertunjukan seni dan budaya mampu memberi harapan kepada wisatawan untuk memilih destinasi wisata. “Wisatawan domestik dan mancanegara dari Malaysia dan  Singapura  memiliki keragaman tujuan dalam mengisi liburan akhir tahun di Bandung,” harapnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf menambahkan, Musikal Lutung Kasarung (Lutung yang Tersesat) mengisahkan legenda masyarakat Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet).

Dalam perjalanannya di bumi, sang lutung mencari putri idaman hati yang ternyata ada pada sosok Purbasari Ayuwangi. Purbasari adalah putri calon pemegang tahta yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Dalam perjalanan mendapat haknya sebagai pemegang tahta, Purbasari diberikan beragam cobaan oleh Purbararang.

“Kisah cinta dan perjuangan Lutung Kasarung dan Purbasari ini akan dimainkan dalam konsep musikal modern dengan tak menghilangkan unsur tradisi dan budaya yang khas Sunda,” ujarnya.

Dede menjelaskan, dalam pertunjukan Musikal Lutung Kasarung melibatkan beberapa putra terbaik Jawa Barat seperti Didi Petet (Sutradara), Eddy D Iskandar dan  Getar Jagat Raya (Penulis Naskah), Ismet Ruchimat dan Iman Lukman “Sambasunda” (Penata Musik), Ayo Sunaryo dan  Asep Nugraha (Penata Tari), Deden Siswanto dan  Kania Roesli (Penata Kostum), Abdullah Yuliarso (Produser Eksekutif) serta rekan-rekan yang tergabung dalam Paguyuban Mojang Jajaka Jawa Barat.

Artis ternama seperti pasangan Laudya Cynthia Bella dan Chico Jerikho juga ikut bergabung dalam acara yang bekerjasama dengan Harian Seputar Indonesia (Sindo) ini.
“Dengan melibatkan beberapa putra dan putri terbaik Jawa Barat sekaligus memperkenalkan kearifan lokal Jawa Barat,” tutup Dede.



Salah satu adegan drama musikal Lutung Kasarung saat tampil di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Jawa Barat, Selasa (27/12) malam. Drama musikal  yang diangkat dari cerita rakyat Jawa Barat dan disutradarai Didi Petet tersebut berlangsung hingga 1 Januari 2012.






foto
Didi Petet. TEMPO/ Agung Pambudhy

Didi Petet Garap Drama Musikal Lutung Kasarung  


Aktor Didi Petet menggarap pertunjukan musikal Lutung Kasarung untuk menutup akhir tahun di Bandung. Pementasan selama dua jam itu melibatkan 120 pemain amatir. Pemainnya berasal dari para juara lomba Mojang dan Jajaka Bandung, model, serta penyanyi muda hasil seleksi.

Pementasan akan berlangsung mulai 27 Desember hingga 1 Januari 2012 di Gedung Sasana Budaya Ganesha, Bandung. Pertunjukan digelar dua kali dalam sehari, siang dan malam. Aktris Laudya Cynthia Bella dan Chicco Jerikho juga akan tampil sebagai bintang tamu.

Menurut produser, Satria Yanuar Akbar, pertunjukan musikal itu seperti Laskar Pelangi atau Onrop! beberapa waktu lalu di Jakarta. Musik dan nyanyiannya dibawakan langsung saat pementasan. “Ada beberapa dialog pendek, tapi mayoritas berupa nyanyian,” katanya, Rabu, 14 Desember 2011.

Gerak dan tari itu akan disemarakkan permainan video mapping dan multimedia. “Ada kejutan lampu dan teknologi juga yang bikin pertunjukan bakal berbeda,” katanya. Walau mengambil latar cerita zaman baheula, kostum yang disiapkan Kania Roesli dan Deden Siswanto bergaya kontemporer.

Persiapan latihan pemain dan musisi dimulai sejak Mei lalu selama 4 kali dalam seminggu hingga hampir setiap hari menjelang pementasan. Bagian tersulitnya, kata Satria, menyamakan persepsi dan jiwa seluruh pendukung ke dalam lakon. “Terutama menyelaraskan nyanyian, musik, dan pola gerak,” ujar Direktur Operasional Saung Angklung Udjo itu.

Dipilihnya pemain amatir itu, ujar dia, menyesuaikan keinginan penggagas pertunjukan, Dede Yusuf. Mantan aktor laga yang kini menjadi Wakil Gubernur Jawa Barat itu mau mengangkat potensi anak muda dan seniman di Jawa Barat. Sekaligus mengemasnya menjadi industri kesenian.

Ongkos produksi pertunjukan musikal ini, kata Satria, sekitar Rp 3 miliar. Biaya sebesar itu diperoleh dari para sponsor dan pemesanan tiket. “Sepeser pun enggak ada dari APBD,” ujarnya.

Sebelumnya cerita legenda Lutung Kasarung pernah diangkat menjadi film pertama yang diproduksi di Indonesia pada 1927. Film bisu itu disutradrai dua orang Belanda dengan aktor dan aktris pribumi. Kisah tentang perjalanan Sanghyang Guruminda yang dikutuk menjadi lutung dan diturunkan ke dunia dari negeri kahyangan. Wujudnya kembali sebagai pangeran tampan setelah bertemu Dewi Purbasari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar