Ketika berada dalam kondisi tidak salah namun terdakwa
menjadi seorang tersangka. Kemudian mendapat suatu kebencian dari orang yang
menjatuhkan dakwa padanya. Suatu kejadian yang mungkin sepele namun termasuk rumit pula. Dalam masalah seperti itu yang
dapat dilakukan sebagai jalan keluar adalah bertemu kedua pihak, saling
mengutarakan penjelasan, dan kemudian selesai. Entah apapun hasilnya, kedua
pihak telah sama-sama memberi kejelasan, sehingga tiada rasa ngganjel atau canggung lagi antara satu
sama lain. Tidak perlu membawa orang ketiga atau ke-empat sebagai penengah,
jika suatu masalah dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan kedewasaan.
Menurut saya, seseorang yang sedang mendapat masalah itu suatu ke-negatif-an. Maksud
kalimat saya, kita tidak perlu mengumbar masalah yang sedang kita hadapi kepada
orang lain yang bukan orang dekat, apalagi menyebar luaskan masalah kita secara
tidak langsung kepada jejaring sosial media yang sekarang sedang booming di kalangan kita. Kita
menyadari, bukan? Setiap diri manusia pasti ada sisi baik dan sisi buruk,
otomatis diluar sana ada sebagian orang yang mengagumi kita begitu pula ada haters. Seorang pembenci akan lebih
merasa bahagia ketika orang yang mereka benci mengalami keterpurukan, bukan?
Lebih cepat menyelesaikan suatu masalah itu baiknya. Memecahkan masalah dengan
kepala dingin akan lebih meninggalkan kesan positif daripada memecahkan masalah
dengan suatu gunjingan emosi sesaat. Tiada suatu nilai kebaikan dari seorang
pembenci. Masalah adalah ujian. Cara menyelesaikannya menjadi cerminan hasil
dari masalah tersebut. Kembali kepada diri kita masing-masing, bagaimana kita
menerima masalah, mencari solusi, memecahkan masalah, dan mengambil suatu hasil
keputusan masalah. So, stay cool and keep calm!
Minggu, 23 Juni 2013
Bunga Tidur Semalam
Mentari bersinar membangunkan ku
Terbangun dari mimpi semalam
Bunga tidur yang begitu indah nan menusuk
Nampak disana dua orang saling bercanda riang
Berkendara tepat dihadap tanpa sapa
Diri ini hanya berdiri tertahan di ujung trotoar
Sudut pandang mata terus tertuju ke arah mereka berlaju
Terus mengamati hingga mereka hilang tak terjangkau
Tak ku sangka, air mataku menetes berjatuhan
Terkejut dan sontak ku buka mata lebar
Oh, mimpi apa ini
Ku dekap erat teddy
sebagai penenang
Memejamkan mata dan kembali bercermin
Mungkin memang, tlah bertemu dunia baru disana
Rindu Tak Berlabuh
Terik matahari menusuk tajam
Rindangnya pohon tak menghalau sengatnya
Menyergit mencari teduhan sekitar
Kicauan burung di angkasa tak ku dengar
Hembusan angin menemani
diri
Ingin ku menyapa dirimu yang disana
Sunyiku tak sama dengan sukamu
Awan biru disana tergambar jelas menunjukkan parasmu
Berseri merona menghias disana
Tak kau ketahui apa yang disini ku rasa
Merindukan senyum riang darimu
Harapku terus melayang terbang
Menembus awan sunyi dan mencari titik sinarnya
Siapa Dia?
Heningnya gelap malam ini mengusik tidurku
Terbangun gagap dengan mimik kebingungan
Duduk terdiam mencoba berpikir
Semakin ku rasakan hal aneh yang entah itu apa
Sakit sangat pedih menusuk rongga dada
Ada apa gerangan?
Alur pikirku terus melayang
Mencari teka-teki yang tiba-tiba datang
Terpusat pikirku pada satu nama
Ya, kamu
Kembali ku coba berulang untuk berpikir
Ah, tak ku temukan jawabnya
Tergambar wajah baru disana yang entah itu siapa
Sontak dalam benak terus terjadi rotasi kencang
Terus begulir ke dalam lamun diam ku
Mendekap Sepi
Bercerita dengan linang air mata kepada secarik kertas
Tiada angan kembali dalam benak
Musnah oleh terjangan fakta kata yang ku dapat
Tiada tempat kosong disana
Tlah berkeping menjadi butiran sampah kecil
Yang begitu ia mendengar, sesekali ingin ia lempar
Tak memiliki kata apalagi makna
Terus ku tuliskan dalam putihnya kertas
Apapun yang terpikir dalam hati
Langganan:
Postingan (Atom)