Ketika berada dalam kondisi tidak salah namun terdakwa
menjadi seorang tersangka. Kemudian mendapat suatu kebencian dari orang yang
menjatuhkan dakwa padanya. Suatu kejadian yang mungkin sepele namun termasuk rumit pula. Dalam masalah seperti itu yang
dapat dilakukan sebagai jalan keluar adalah bertemu kedua pihak, saling
mengutarakan penjelasan, dan kemudian selesai. Entah apapun hasilnya, kedua
pihak telah sama-sama memberi kejelasan, sehingga tiada rasa ngganjel atau canggung lagi antara satu
sama lain. Tidak perlu membawa orang ketiga atau ke-empat sebagai penengah,
jika suatu masalah dapat diselesaikan secara kekeluargaan dan kedewasaan.
Menurut saya, seseorang yang sedang mendapat masalah itu suatu ke-negatif-an. Maksud
kalimat saya, kita tidak perlu mengumbar masalah yang sedang kita hadapi kepada
orang lain yang bukan orang dekat, apalagi menyebar luaskan masalah kita secara
tidak langsung kepada jejaring sosial media yang sekarang sedang booming di kalangan kita. Kita
menyadari, bukan? Setiap diri manusia pasti ada sisi baik dan sisi buruk,
otomatis diluar sana ada sebagian orang yang mengagumi kita begitu pula ada haters. Seorang pembenci akan lebih
merasa bahagia ketika orang yang mereka benci mengalami keterpurukan, bukan?
Lebih cepat menyelesaikan suatu masalah itu baiknya. Memecahkan masalah dengan
kepala dingin akan lebih meninggalkan kesan positif daripada memecahkan masalah
dengan suatu gunjingan emosi sesaat. Tiada suatu nilai kebaikan dari seorang
pembenci. Masalah adalah ujian. Cara menyelesaikannya menjadi cerminan hasil
dari masalah tersebut. Kembali kepada diri kita masing-masing, bagaimana kita
menerima masalah, mencari solusi, memecahkan masalah, dan mengambil suatu hasil
keputusan masalah. So, stay cool and keep calm!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar